ASUHAN KEPERAWATAN RHEUMATIK HEART DESEASE (RHD)
ASUHAN KEPERAWATAN RHEUMATIK HEART
DESEASE (RHD)
A. TINJAUAN
TEORI
1. PENGERTIAN RHD
Penyakit jantung reumatik adalah penyakit peradangan
sistemik akut atau kronik yang merupakan suatu reaksi autoimun oleh infeksi
Beta Streptococcus Hemolyticus Grup A yang mekanisme perjalanannya belum
diketahui, dengan satu atau lebih gejala mayor yaitu Poliarthritis migrans
akut, Karditis, Korea minor, Nodul subkutan dan Eritema marginatum.
Penyakit Jantung Rematik (PJR) atau dalam bahasa
medisnya Rheumatic Heart Disease (RHD) adalah suatu kondisi dimana terjadi
kerusakan pada katup jantung yang bisa berupa penyempitan atau kebocoran,
terutama katup mitral (stenosis katup mitral) sebagai akibat adanya gejala sisa
dari Demam Rematik (DR).
Sindroma klinik sebagai akibat infeksi streptococcus
Beta hemolitikus group A dengan salah satu atau lebih gejala mayor. Rheumatik
Heart Desease ini merupakan :
§ Reaksi
radang akut
§ Beta
hemolitikus streptococcus group A
§ Sering pada
infeksi pharynx berulang
§ Bersifat
asimtomatis
§ Usia anak 5
Tahun-15 Tahun
2. ANATOMI
Jantung (bahasa latin,cor) adalah sebuah rongga,organ
berotot yang memompa darah lewat pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang
berulang.
Jantung adalah sebuah organ berotot dengan 4 ruang yang terletak dalam
mediastinum dirongga dada,yaitu diantara kedua paru-paru.
Jantung etrletak didalam rongga mediastinum dari rongga dada(thotaks)
diantara kedua paru. Selaput yang melapisi jantung disebut perikardium yang
terdiri atas dua lapisan :
·
Perikardium
parietalis,yaitu lapisan luar yang melekat
pada tulang dada diselaput paru.
·
Perikardium
viseralis,yaitu lapisan permukaan dari
jantung itu sendiri yang juga disebut epikardium.
Diantara kedua lapisan tersebut,terdapat cairan perikardium sebagai pelumas
yang berfungsi mengurangi gesekan akibat gerak jantung saat memompa.
Kedua lapisan perikardium ini,dipisahkan oleh sedikit cairan pelumas yang
berfungsi mengurangi gesekan pada gerakan memompa dari jantung itu sendiri.
Gambar jantung

a.
Lapisan Jantung
Jantung
terdiri atas 3 lapisan yaitu :
· Epikardium merupakan lapisan terluar,mempunyai struktur yang sama dengan
perikardium viseral
· Miokardium,merupaka lapisan yang terdiri dari otot yang bertanggung jawab
dalam menentukan kekuatan kontraksi.
· Endokardium,merupakan lapisan terdalam terdiri dar jaringan endotel yang
melapisi bagian dalam jantung dan menutupi katup-katup jantung.
b.Ruangan Jantung
Jantung memiliki 4 ruangan yaitu :
§ Atrium kanan : berfungsi sebagai penampung darah yang rendah oksigen dari
seluruh tubuh ,memiliki dinding yang tipis.
§ Atrium kiri : menerima darah yang sudah teroksigenasai dari paru-paru
melalui ke empat vena pulmonalis.
§ Ventrikel kanan : berbentuk bulan sabit,berguna dalam menghasilkan
kontraksi bertekanan rendah yang cukup untuk mengalirkan darah kedalam arteri
pulmonalis.
§ Ventrikel kiri : memiliki dinding yang lebih tebal daripada dinding
ventrikel kanan,sehingga ventrikel kiri berkontraksi lebih kuat. Ventrikel kiri
memompa darah ke selruh tubuh melalui aorta,arteri terbesar tubuh.
3. FISIOLOGI RHD
Seseorang yang mengalami demam rematik apabila tidak
ditangani secara adekuat,maka sangat
mungkin sekali mengalami serangan penyakit jantung rematik. Infeksi oleh kuman
Streptococcus Beta Hemolyticus group A yang menyebabkan seseorang mengalami
demam rematik dimana diawali terjadinya peradangan pada saluran tenggorokan,
dikarenakan penatalaksanaan dan pengobatannya yang kurah terarah menyebabkan
racun/toxin dari kuman ini menyebar melalui sirkulasi darah dan mengakibatkan
peradangan katup jantung. Akibatnya daun-daun katup mengalami perlengketan
sehingga menyempit, atau menebal dan mengkerut sehingga kalau menutup tidak
sempurna lagi dan terjadi kebocoran.
4. ETIOLOGI RHD
a.
Faktor-faktor
pada individu
1.
Faktor genetik
Adanya antigen limfosit manusia ( HLA ) yang tinggi.
HLA terhadap demam rematik menunjkan hubungan dengan aloantigen sel B spesifik
dikenal dengan antibodi monoklonal dengan status reumatikus.
2. Jenis kelamin
Demam reumatik sering didapatkan pada anak wanita
dibandingkan dengan anak laki-laki. Tetapi data yang lebih besar menunjukkan
tidak ada perbedaan jenis kelamin, meskipun manifestasi tertentu mungkin lebih
sering ditemukan pada satu jenis kelamin.
3. Golongan etnik dan ras
Data di Amerika Utara menunjukkan bahwa serangan
pertama maupun ulang demam reumatik lebih sering didapatkan pada orang kulit
hitam dibanding dengan orang kulit putih. Tetapi data ini harus dinilai
hati-hati, sebab mungkin berbagai faktor lingkungan yang berbeda pada kedua
golongan tersebut ikut berperan atau bahkan merupakan sebab yang sebenarnya.
4. Umur
Umur agaknya merupakan faktor predisposisi terpenting
pada timbulnya demam reumatik / penyakit jantung reumatik. Penyakit ini paling
sering mengenai anak umur antara 5-15 tahun dengan puncak sekitar umur 8 tahun.
Tidak biasa ditemukan pada anak antara umur 3-5 tahun dan sangat jarang sebelum
anak berumur 3 tahun atau setelah 20 tahun. Distribusi umur ini dikatakan
sesuai dengan insidens infeksi streptococcus pada anak usia sekolah. Tetapi
Markowitz menemukan bahwa penderita infeksi streptococcus adalah mereka yang
berumur 2-6 tahun.
5.
Keadaan gizi dan lain-lain
Keadaan gizi serta adanya penyakit-penyakit lain belum
dapat ditentukan apakah merupakan faktor predisposisi untuk timbulnya demam
reumatik.
6. Reaksi autoimun
Dari penelitian ditemukan adanya kesamaan antara
polisakarida bagian dinding sel streptokokus beta hemolitikus group A dengan
glikoprotein dalam katub mungkin ini mendukung terjadinya miokarditis dan
valvulitis pada reumatik fever.
b.
Faktor-faktor
lingkungan
1. Keadaan sosial ekonomi yang buruk
Mungkin ini merupakan faktor lingkungan yang
terpenting sebagai predisposisi untuk terjadinya demam reumatik. Insidens demam
reumatik di negara-negara yang sudah maju, jelas menurun sebelum era antibiotik
termasuk dalam keadaan sosial ekonomi yang buruk sanitasi lingkungan yang
buruk, rumah-rumah dengan penghuni padat, rendahnya pendidikan sehingga
pengertian untuk segera mengobati anak yang menderita sakit sangat kurang;
pendapatan yang rendah sehingga biaya untuk perawatan kesehatan kurang dan
lain-lain. Semua hal ini merupakan faktor-faktor yang memudahkan timbulnya
demam reumatik.
2. Iklim dan geografi
Demam reumatik merupakan penyakit kosmopolit. Penyakit
terbanyak didapatkan didaerah yang beriklim sedang, tetapi data akhir-akhir ini
menunjukkan bahwa daerah tropis pun mempunyai insidens yang tinggi, lebih
tinggi dari yang diduga semula. Didaerah yang letaknya agak tinggi agaknya
insidens demam reumatik lebih tinggi daripada didataran rendah.
3. Cuaca
Perubahan cuaca yang mendadak sering mengakibatkan
insidens infeksi saluran nafas bagian atas meningkat, sehingga insidens demam
reumatik juga meningkat.
Ø Dampak dari RHD
·
Terjadi
jaringan parut pada selaput jantung
·
Pada
myocardium umumnya reversible
·
Dapat
menimbulkan kelainan katup jantung, bila berlangsung kronis
·
Elastisitas
myocard menurun
·
Menurunnya
fungsi jantung
·
Mitral
stenosis 40%
·
Mitral
insufisiensi 40%
·
Aorta
stenosis 40%
·
Aorta
insufisiensi 15%
5.
PATOFISIOLOGI
RHD
Infeksi pada saluran pernapasan yang ditimbulkan oleh
sejenis kuman, maka antigen yang terdapat dalam kuman tersebut bentuknya
bermacam-macam jenis protein yang akan menimbulkan antibodi. Mengandalkan
antigen antibod reaction akan terbentuk Ag-Ab complek yang akan terdefosit pada
jaringan ikat, terutama jaringan ikat synovial, endocardium, pericardium,
pleura sehingga menyebabkan reaksi radang granulomatous spesifik (Aschoff
bodies), gejala yang ditimbulkan bervariasi.
6. TANDA DAN GEJALA
Untuk menegakkan diagnosis RHD dengan melihat tanda dan
gejala maka digunakan kriteria Jones yang terdiri dari kriteria
mayor dan kriteria minor.
6.1. Kriteria
Mayor
a.
Carditis
Yaitu terjadi peradangan pada jantung (miokarditis dan atau
endokarditis) yang menyebabkan terjadinya gangguan pada katup mitral dan aorta
dengan manifestasi terjadi penurunan curah jantung ( seperti hipotensi, pucat,
sianosis, berdebar-debar dan heart rate meningkat ), bunyi jantung melemah, dan
terdengar suara bising katup pada auskultasi akibat stenosis dari katup terutama
mitral ( bising sistolik ).
b. Polyarthritis
Klien yang menderita RHD biasanya datang dengan keluhan
nyeri pada sendi yang berpindah-pindah, radang sendi-sendi besar, lutut,
pergelangan kaki, pergelangan tangan, siku ( polyarthritis migrans ), gangguan
fungsi sendi.
c. Khorea Syndenham
Merupakan gerakan yang tidak disengaja / gerakan abnormal ,
bilateral,tanpa tujuan dan involunter, serta sering kali disertai dengan
kelemahan otot ,sebagai manifestasi peradangan pada sistem saraf pusat.
d. Eritema Marginatum
Eritema marginatum merupakan manifestasi RHD pada kulit,
berupa bercak-bercak merah dengan bagian tengah berwarna pucat sedangkan
tepinya berbatas tegas , berbentuk bulat dan bergelombang tanpa indurasi dan
tidak gatal. Biasanya terjadi pada batang tubuh dan telapak tangan.
e. Nodul Subcutan
Nodul subcutan ini terlihat sebagai tonjolan-tonjolan keras
dibawah kulit tanpa adanya perubahan warna atau rasa nyeri. Biasanya timbul
pada minggu pertama serangan dan menghilang setelah 1-2 minggu. Ini jarang
ditemukan pada orang dewasa.Nodul ini terutama muncul pada permukaan ekstensor
sendi terutama siku,ruas jari,lutut,persendian kaki. Nodul ini lunak dan
bergerak bebas.
6.2. Kriteria Minor
a.
Memang
mempunyai riwayat RHD
b.
Artralgia
atau nyeri sendi tanpa adanya tanda obyektif pada sendi, klien kadang-kadang
sulit menggerakkan tungkainya
c.
Demam
namun tidak lebih dari 39 derajat celcius dan pola tidak tentu
d.
Leukositosis
e.
Peningkatan
laju endap darah ( LED )
f.
C-
reaktif Protein ( CRP ) positif
g.
P-R
interval memanjang
h.
Peningkatan
pulse/denyut jantung saat tidur ( sleeping pulse )
Selain kriteria mayor dan minor tersebut, terjadi juga
gejala-gejala umum seperti , akral dingin, lesu,terlihat pucat dan anemia
akibat gangguan eritropoesis.gejala lain yang dapat muncul juga gangguan
pada GI tract dengan manifestasi peningkatan HCL dengan gejala mual dan
anoreksia. Diagnosis
RHD ditegakkan apabila ada dua kriteria mayor dan satu kriteria minor, atau dua
kriteria minor dan satu kriteria mayor.
- MANIFESTASI KLINIS RHD
Perjalanan klinis penyakit demam reumatik / penyakit
jantung reumatik dapat dibagi dalam 4 stadium :
7.1 Stadium I
7.1 Stadium I
Berupa infeksi saluran nafas atas oleh kuman Beta
Streptococcus Hemolyticus Grup A. Keluhan : Demam, Batuk, Rasa sakit waktu
menelan, Muntah, Diare, Peradangan pada tonsil yang disertai eksudat.
7.2 Stadium II
7.2 Stadium II
Stadium ini disebut juga periode laten, ialah masa
antara infeksi streptococcus dengan permulaan gejala demam reumatik; biasanya
periode ini berlangsung 1 - 3 minggu, kecuali korea yang dapat timbul 6 minggu
atau bahkan berbulan-bulan kemudian.
7.3 Stadium III
7.3 Stadium III
Yang dimaksud dengan stadium III ini ialah fase akut
demam reumatik, saat ini timbulnya berbagai manifestasi klinis demam reumatik
/penyakit jantung reumatik. Manifestasi klinis tersebut dapat digolongkan dalam
gejala peradangan umum dan menifesrasi spesifik demam reumatik /penyakit
jantung reumatik.
Gejala
peradangan umum : Demam yang tinggi, lesu, Anoreksia, Lekas tersinggung,
Berat badan menurun, Kelihatan pucat, Epistaksis, Athralgia, Rasa sakit
disekitar sendi, Sakit perut.
7.4 Stadium IV
7.4 Stadium IV
Disebut juga stadium inaktif. Pada stadium ini
penderita demam reumatik tanpa kelainan jantung / penderita penyakit jantung
reumatik tanpa gejala sisa katup tidak menunjukkan gejala apa-apa.
Pada penderita penyakit jantung reumatik dengan gejala
sisa kelainan katup jantung, gejala yang timbul sesuai dengan jenis serta
beratnya kelainan. Pasa fase ini baik penderita demam reumatik maupun penyakit
jantung reumatik sewaktu-waktu dapat mengalami reaktivasi penyakitnya.
8. PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
a)
Pemeriksaan
fisik
ü Inspeksi
§ Pharynx
heperemis
§ Kelenjar
getah bening membesar
§ Pembengkakan
sendi
§ Tonjolan di
bawah kulit daerah kapsul sendi
§ Ada gerakan
yang tidak terkoordinasi
ü Palpasi
§ Nyeri tekan
persendian
§ Tonjolan
keras tidak terasa nyeri dan mudah digerakkan
ü Auskultasi
§ Murmur
sistolik injection dan friction rub
b) Pemeriksaan
Penunjang
ü ECG
: Perpanjangan interval P-R
ü Radiologi
: - Thorax Foto : cardiomegali
- Foto
sendi : tidak spesifik
ü Laboratorium
§ Hemoglobin : kurang
dari normal
§ LED : meningkat
§ C-Rp : positif
§ ASO : positif
§ Swab
tenggorokan : streptococcus positif
9. KOMPLIKASI
a.Dekompensasi Cordis
Peristiwa dekompensasi cordis pada bayi
dan anak menggambarkan terdapatnya sindroma klinik akibat myocardium tidak
mampu memenuhi keperluan metabolic termasuk pertumbuhan. Keadaan ini timbul
karena kerja otot jantung yang berlebihan, biasanya karena kelainan struktur
jantung, kelainan otot jantung sendiri seperti proses inflamasi atau gabungan
kedua faktor tersebut.
Pada umumnya payah jantung pada anak
diobati secara klasik yaitu dengan digitalis dan obat-obat diuretika. Tujuan
pengobatan ialah menghilangkan gejala (simptomatik) dan yang paling penting
mengobati penyakit primer.
b. Pericarditis
Peradangan pada
pericard visceralis dan parietalis yang bervariasi dari reaksi radang yang
ringan sampai tertimbunnnya cairan dalam cavum pericard.
10. PENGOBATAN/PENATALAKSANAAN
Karena demam rematik berhubungan erat
dengan radang Streptococcus beta-hemolyticus grup A, maka pemberantasan dan
pencegahan ditujukan pada radang tersebut. Ini dapat berupa :
a. Eradikasi kuman Streptococcus beta-hemolyticus
grup A
Pengobatan adekuat
harus dimulai secepatnya pada DR dan dilanjutkan dengan pencegahan.
Erythromycin diberikan kepada mereka yang alergi terhadap penicillin.
b.Obat anti rematik
Baik
cortocisteroid maupun salisilat diketahui sebagai obat yang berguna untuk
mengurangi/menghilangkan gejala-gejala radang akut pada DR.
c. Diet
Makanan yang cukup kalori, protein dan vitamin.
Makanan yang cukup kalori, protein dan vitamin.
d.Istirahat
Istirahat dianjurkan sampai tanda-tanda
inflamasi hilang dan bentuk jantung mengecil pada kasus-kasus kardiomegali.
Biasanya 7-14 hari pada kasus DR minus carditis. Pada kasus plus carditis, lama
istirahat rata-rata 3 minggu – 3 bulan tergantung pada berat ringannya kelainan
yang ada serta kemajuan perjalanan penyakit.
e. Obat-obat Lain
Diberikan sesuai
dengan kebutuhan. Pada kasus dengan dekompensasi kordis diberikan digitalis,
diuretika dan sedative. Bila ada chorea diberikan largactil dan lain-lain.
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1.
Pengkajian
§ Riwayat penyakit
§ Monitor komplikasi jantung (CHF dan arrhythmia)
§ Auskultasi jantung; bunyi jantung melemah dengan irama derap
diastole
§ Tanda-tanda vital
§ Kaji adanya nyeri
§ Kaji adanya peradangan sendi
§ Kaji adanya lesi pada kulit
1.1 Data fokus:
§
Peningkatan
suhu tubuh tidak terlalu tinggi kurang dari 390C namun tidak terpola:
§ Adanya riwayat infeksi saluran
nafas.
§ Tekanan darah menurun, denyut nadi
meningkat, dada berdebar-debar..
§ Nyeri abdomen, Mual, anoreksia dan
penurunan hemoglobin
§ Arthralgia, gangguan fungsi sendi
§ Kelemahan otot
§ Akral dingin
§ Mungkin adanya sesak.
1.2 Manifestasi
khusus:
a. Carditis:
§ Takikardia Terutama Saat Tidur (
Sleeping Pulse )
§ Kardiomegali
§ Suara Bising Katup ( Suara Sistolik
)
§ Perubahan Suara Jantung
§ Perubahan Ecg (Pr Memanjang)
§ Precordial Pain
§ Precardial Friction Rub
§ Lab : Leukositosis, Led
Meningkat, Peningkatan Asto.
b. Polyarthritis
Nyeri dan nyeri tekan disekitar
sendi Menyebar pada sendi lutut, siku, bahu, lengan (gangguan fungsi sendi ).
c. Nodul subcutaneous:
Timbul benjolan dibawah kulit,
teraba lunak dan bergerak bebas,muncul sesaat, pada umumnya langsung diserap.Terdapat pada
permukaan ekstensor persendian.
d. Khorea:
Pergerakan ireguler pada ekstremitas,
involunter dan cepat,emosi
labil dan kelemahan
otot.
e. Eritema marginatum:
Bercak Kemerahan umum pada batang
tubuh dan telapak tangan.Bercak merah dapat berpindah lokasi dan tidak permanen, eritema bersifat non pruritus.
2.
Diagnosa
Keperawatan Yang Mungkin Muncul
- Penurunan curah jantung berhubngan dengan perubahan kontraksi otot jantung ditandai dengan takhikardi,orthopneu,disritmia,perubahan pola pada EKG.
- Nyeri akut berhubngan dengan agen injury biologi.
- Hipertermi berhubungan dengan proses peradangan.
3.
Rencana
Tindakan Keperawatan
No
|
Hari/tgl
|
Dx
|
Tujuan/Kriteria
Hasil
|
Intervensi
|
Rasional
|
1.
|
|
I
|
Setelah
dilakukan asuhan keperawatan selama...x/24jam Klien menunjukkan curah jantung
adekuat,dengan kriteria :
·
Tekanan darah dalam
rentang normal
·
Toleransi terhadap
aktivitas
·
Nadi perifer kuat
·
Ukuran jantung normal
·
Tidak ada distensi vena
jugularis
·
Tidak ada disritmia
·
Tidak ada bunyi jantung
abnormal
·
Tidak ada angina
·
Tidak ada edema perifer
dan pulmo
·
Tidak ada diaporesis
·
Tidak ada mual
·
Tidak ada kelelahan
|
1.
Monitor vital sign
2.
atasi
aktifitas secara adekuat.
3.
Kolaborasi
untuk pemberian oksigen
4.
Anjurkan
untuk mengurangi stress
|
1.
Memonitor
adanya perubahan sirkulasi jantung sedini mungkin dan terjadinya
takikardia-disritmia sebagai kompensasi meningkatkan curah jantung
2.
Istirahat
memadai diperlukan untuk memperbaiki efisiensi kontraksi jantung dan
menurunkan komsumsi O2 dan kerja berlebihan.
3.
Meningkatkan
sediaan oksigen untuk fungsi miokard dan mencegah hipoksia. Meningkatkan
sediaan oksigen untuk fungsi miokard dan mencegah hipoksia.
4.
Stres
emosi menghasilkan vasokontriksi yang meningkatkan TD dan meningkatkan kerja
jantung.
|
2.
|
|
II
|
Setelah dilakukan asuhan keperawatan
selama...x/24jam Klien dapat
1.
Mengontrol nyeri
ü Mengenal faktor penyebab nyeri
ü Tindakan pencegahan
ü Tindakan pertolongan non analgetik
ü Menggunakan analgetik dengan
dengan tepat
ü Mengenal tanda-tanda pencetus
nyeri
2. Menunjukkan tingkat nyeri,dengan
kriteria:
ü Pengaruh terhadap tubuh
ü Frekuensi nyeri
ü Lamanya nyeri
ü Ekspresi nyeri
ü Posisi melindungi bagian tubuh
yang nyeri
|
1.
Kaji secara komprehensif tentang nyeri
2.
Ajarkan penggunaan tekhnik
nonfarmakologik(relaksasi,distraksi,masasse).
3.
Kolaborasi
untuk pemberian analgetik
4.
Pertahankan
posisi daerah sendi yang nyeri dan beri posisi yang nyaman
|
1.
Memberikan
informasi sebagai dasar dan pengawasan intervensi.
2.
Membantu
menurunkan spasme sendi-sendi, meningkatkan rasa kontrol dan mampu
mengalihkan nyeri.
3.
Menghilangkan
nyeri
4.
Menurunkan
spasme/ tegangan sendi dan jaringan sekitar
|
3.
|
|
III
|
Setelah dilakukan asuhan keperawatan
selama...x/24jam Klien dapat menunjukkan termoregulasi yang baik,dengan
kriteria :
ü TTV dalam batas normal
ü Tidak ada perubahan warna akulit
ü Hidrasi cukup
ü Otot tidak nyari
ü Tidak mengantuk
ü Tidak sakit kepala
|
1.
Monitor suhu
tubuh klien dan ukur tanda-tanda vital lain seperti nadi, TD dan respirasie
2.
Berikan
klien kompres hangat pada lipatan tubuh dan terdapat banyak pembuluh darah
besar seperti aksilla, perut )
3.
Kolaborasi
untuk pemberian antipiretik dan antiradang seperti salisilat/ prednison serta
pemberian Benzatin penicillin
|
1.
Mengetahui
data dasar terhadap perencanaan tindakan yang tepat
2.
Membantu
meberikan evek vasodilatasi pembuluh darah sehungga pengeluaran panas
terjadi secara evaporasi
3.
Mengurangi
proses peradangan sehingga peningkatan suhu tidak terjadi serta streptococus
hemolitikus b grup A akan mampu dimatikan
|
DAFTAR PUSTAKA
Arief Mansjoer,dkk. 2000. Kapita
Selekta Kedokteran. Ed. 3. Penerbit Media
Reny Yuli A. 2010. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler.
Smeltzer Bare, dkk. 2000. Keperawatan Medikal Bedah. EGC. Jakarta.
Sylvia A.
Price (1995), Patofisiologi: Konsep Klinis Proses - Proses Penyakit Edisi 4,
Buku kedokteran EGC, Jakarta.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda