asuhan keperawatan hepatitis, Keperawatan ANAK
TINJAUAN TEORI
A.
PENGERTIAN
Hepatitis
adalah Suatu peradangan pada hati yang terjadi karena toksin seperti; kimia
atau obat atau agen penyakit infeksi (Asuhan keperawatan pada anak, 2002; 131)
Hepatitis
adalah keadaan radang/cedera pada hati, sebagai reaksi terhadap virus, obat
atau alkohol (Ptofisiologi untuk keperawatan, 2000;145) .
B. ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO
1. Hepatitis A
a. Virus hepetitis A (HAV) terdiri dari
RNA berbentuk bulat tidak berselubung
berukuran 27 nm
b. Ditularkan melalui jalur fekal –
oral, sanitasi yang jelek, kontak antara manusia, dibawah oleh air dan makanan
c. Masa inkubasinya 15 – 49 hari dengan
rata – rata 30 hari
d. Infeksi ini mudah terjadi didalam
lingkungan dengan higiene dan sanitasi yang buruk dengan penduduk yang sangat
padat.
. 2. Hepetitis B (HBV)
a. Virus hepatitis B (HBV) merupakan
virus yang bercangkang ganda yang memiliki ukuran 42 nm
b. Ditularkan melalui parenteral atau
lewat dengan karier atau penderita infeksi akut, kontak seksual dan fekal-oral.
Penularan perinatal dari ibu kepada bayinya.
c. Masa inkubasi 26 – 160 hari dengan
rata- rata 70 – 80 hari.
d. Faktor resiko bagi para dokter
bedah, pekerja laboratorium, dokter gigi, perawat dan terapis respiratorik,
staf dan pasien dalam unit hemodialisis serta onkologi laki-laki biseksual
serta homoseksual yang aktif dalam hubungan seksual dan para pemaki obat-obat
IV juga beresiko.
3. Hepatitis C (HCV)
a. Virus hepatitis C (HCV) merupakan
virus RNA kecil, terbungkus lemak yang diameternya 30 – 60 nm.
b. Ditularkan melalui jalur parenteral
dan kemungkinan juga disebabkan juga oleh kontak seksual.
c. Masa inkubasi virus ini 15 – 60 hari
dengan rata – 50 hari
d. Faktor resiko hampir sama dengan
hepetitis B
4. Hepatitis D (HDV)
a. Virus hepatitis B (HDP) merupakan
virus RNA berukuran 35 nm
b. Penularannya terutama melalui serum
dan menyerang orang yang memiliki kebiasaan memakai obat terlarang dan
penderita hemovilia
c. Masa inkubasi dari virus ini 21 –
140 hari dengan rata – rata 35 hari
d. Faktor resiko hepatitis D hampir
sama dengan hepatitis B.
5. Hepattitis E (HEV)
a. Virus hepatitis E (HEV) merupakan
virus RNA kecil yang diameternya + 32 – 36 nm.
b. Penularan virus ini melalui jalur
fekal-oral, kontak antara manusia dimungkinkan meskipun resikonya rendah.
c. Masa inkubasi 15 – 65 hari dengan
rata – rata 42 hari.
d. Faktor resiko perjalanan kenegara
dengan insiden tinggi hepatitis E dan makan makanan, minum minuman yang
terkontaminasi.
C.
INSIDEN
1. Hepatitis A
Penyakit endemik dibeberapa bagian
dunia, khususnya area dengan sanitasi yang buruk. Walaupun epidemik juga
terjadi pada negara – negara dengan sanitasi baik.
2. Hepatitis B
Ditemukan dibeberapa negara
insidennya akan meningkat pada area dengan populasi padat dengan tingkat
kesehatan yang buruk.
3. Hepatitis C
90 % kasus terjadi akibat post
transpusi dan banyak kasus sporadik, 4 % kasus hepatitis disebabkan oleh
hepatitis virus dan 50 % terjadi akibat penggunaan obat secara intra vena
4. Hepatitis D
Selalu ditemukan dengan hepatitis B,
delta agent adalah indemik pada beberapa area seperti negara mediterania,
dimana lebih dari 80 % karier hepatitis B dapat menyebabkan infeksi
5. Hepatitis E
Adalah RNA virus yang berbeda dari
hepatitis A dan eterovirus biasanya terjadi di India, Birma, Afganistan,
Alberia, dan Meksiko.
D.
PATOFISIOLOGI
Virus
hepatitis yang menyerang hati menyebabkan peradangan dan infiltrat pada
hepatocytes oleh sel mononukleous. Proses ini menyebabkan degrenerasi dan
nekrosis sel perenchyn hati.
Respon peradangan menyebabkan
pembekakan dalam memblokir sistem drainage hati, sehingga terjadi destruksi
pada sel hati. Keadaan ini menjadi statis empedu (biliary) dan empedu tidak
dapat diekresikan kedalam kantong empedu bahkan kedalam usus, sehingga meningkat
dalam darah sebagai hiperbilirubinemia, dalam urine sebagai urobilinogen dan
kulit hapatoceluler jaundice.
Hepatitis
terjadi dari yang asimptomatik samapi dengan timbunya sakit dengan gejala
ringan. Sel hati mengalami regenerasi secara komplit dalam 2 sampai 3 bulan
lebih gawat bila dengan nekrosis hati dan bahkan kematian. Hepattis dengan sub
akut dan kronik dapat permanen dan terjadinya gangguan pada fungsi hati.
Individu yang dengan kronik akan sebagai karier penyakit dan resiko berkembang
biak menjadi penyakit kronik hati atau kanker hati
v E.
MANIFESTASI KLINIK
Menifestasi
klinik dari semua jenis hepatitis virus secara umum sama. Manifestasi klinik
dapat dibedakan berdasarkan stadium. Adapun manifestasi dari masing – amsing
stadium adalah sebagai berikut.
1. Stadium praicterik berlangsung
selama 4 – 7 hari. Pasien mengeluh sakit kepala, lemah, anoreksia, muntah,
demam, nyeri pada otot dan nyeri diperut kanan atas urin menjadi lebih coklat.
2. Stadium icterik berlangsung selama 3
– 6 minggu. Icterus mula –mula terlihat pada sklera, kemudian pada kulit
seluruh tubuh. Keluhan – keluhan berkurang, tetapi klien masih lemah, anoreksia
dan muntah. Tinja mungkin berwarna kelabu atau kuning muda. Hati membesar dan
nyeri tekan.
3. Stadium pascaikterik (rekonvalesensi).
Ikterus mereda, warna urin dan tinja menjadi normal lagi. Penyebuhan pada anak
– anak menjadi lebih cepat pada orang dewasa, yaitu pada akhir bulan ke 2,
karena penyebab yang biasanya berbeda
F.
TES DIAGNOSTIK
1. ASR (SGOT) / ALT (SGPT)
Awalnya meningkat. Dapat meningkat
1-2 minggu sebelum ikterik kemudian tampak menurun. SGOT/SGPT merupakan enzim –
enzim intra seluler yang terutama berada dijantung, hati dan jaringan skelet,
terlepas dari jaringan yang rusak, meningkat pada kerusakan sel hati
2. Darah Lengkap (DL)
SDM menurun sehubungan dengan
penurunan hidup SDM (gangguan enzim hati) atau mengakibatkan perdarahan.
3. Leukopenia
Trombositopenia mungkin ada
(splenomegali)
4. Diferensia Darah Lengkap
Leukositosis, monositosis, limfosit,
atipikal dan sel plasma.
5. Alkali phosfatase
Agaknya meningkat (kecuali ada
kolestasis berat)
6. Feses
Warna tanah liat, steatorea
(penurunan fungsi hati)
7. Albumin Serum
Menurun, hal ini disebabkan karena
sebagian besar protein serum disintesis oleh hati dan karena itu kadarnya menurun
pada berbagai gangguan hati.
8. Gula Darah
Hiperglikemia transien /
hipeglikemia (gangguan fungsi hati).
9. Anti HAVIgM
Positif pada tipe A
10. HbsAG
Dapat positif (tipe B) atau negatif
(tipe A)
11. Masa Protrombin
Mungkin memanjang (disfungsi hati),
akibat kerusakan sel hati atau berkurang. Meningkat absorbsi vitamin K yang
penting untuk sintesis protombin.
12. Bilirubin serum
Diatas 2,5 mg/100 ml (bila diatas
200 mg/ml, prognosis buruk, mungkin berhubungan dengan peningkatan nekrosis
seluler)
13. Tes Eksresi BSP (Bromsulfoptalein)
Kadar darah meningkat.
14. BPS dibersihkan dari darah, disimpan
dan dikonyugasi dan diekskresi. Adanya gangguan dalam satu proses ini
menyebabkan kenaikan retensi BSP.
15. Biopsi Hati
Menujukkan diagnosis dan luas
nekrosis
16. Skan Hati
Membantu dalam perkiraan beratnya
kerusakan parenkin hati.
17. Urinalisa
18. Peningkatan kadar bilirubin.
Gangguan eksresi bilirubin
mengakibatkan hiperbilirubinemia terkonyugasi. Karena bilirubin terkonyugasi
larut dalam air, ia dsekresi dalam urin menimbulkan bilirubinuria.
G.
PENATALAKSANAAN MEDIK
1. Tidak ada terapi spesifik untuk
hepatitis virus.
2. Tirah baring selama fase akut dengan
diet yang cukup bergizi merupakan anjuran yang lazim. Pemberian makanan
intravena mungkin perlu selama fase akut bila pasien terus menerus muntah.
Aktivitas fisik biasanya perlu dibatasi hingga gejala-gejala mereda dan tes
fungsi hati kembali normal.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Biodata.
·
Identitas klien meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin,
pendidikan, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, No register, dan
dignosa medis.
·
Identitas orang tua yang terdiri dari : Nama Ayah dan Ibu,
agama, alamat, pekerjaan, penghasilan, umur, dan pendidikan terakhir.
·
Identitas saudara kandung meliputi : Nama, umur, jenis
kelamin, pendidikan, dan hubungan dengan klien.
2. Keluhan utama
Keluhan anak sehingga anak membutuhkan perawatan. Keluhan
dapat berupa nafsu makan menurun, muntah, lemah, sakit kepala, batuk, sakit
perut kanan atas, demam dan kuning
3. Riwayat kesehatan
·
Riwayat Kesehatan Sekarang
Gejala awal biasanya sakit kepala, lemah anoreksia, mual
muntah, demam, nyeri perut kanan atas
·
Riwayat Kesehatan Masa lalu
Riwayat kesehatan masa lalu berkaitan dengan penyakit yang
pernah diderita sebelumnya, kecelakaan yang pernah dialami termasuk keracunan,
prosedur operasi dan perawatan rumah sakit serta perkembangan anak dibanding
dengan saudara-saudaranya
·
Riwayat kesehatan keluarga
Berkaitan erat dengan penyakit keturunan, riwayat penyakit
menular khususnya berkaitan dengan penyakit pencernaan.
B.
Diagnosa keperawatan
1. Intoleransi aktifitas berhubungan
dengan kelemahan umum.
2. Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan masukan metabolik, anoreksia,
mual/muntah.
3. Resiko kekurangan volume cairan
berhubungan dengan kehilangan yang berlebihan melalui muntah dan diare.
4. Resiko terhadap infeksi berhubungan
dengan pertahanan primer tidak adekuat.
C.
Rencana keperawatan.
Diagnosa I : Intoleransi
aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum.
Tujuan : Klien menunjukkan perbaikan
terhadap aktifitas.
Kriteria
hasil :
·
Mengekspresikan pemahaman tentang pentingnya perubahan
tingkat aktifitas.
·
Meningkatkan aktifitas yang dilakukan sesuai dengan
perkembangan kekuatan otot.
Intervensi :
a. Tingkatkan tirah baring, ciptakan
lingkunga yang tenang.
Rasional : Meningkatkan ketenangan
istirahat dan menyediakan energi yang digunakan untuk penyembuhan.
b. Tingkat aktifitas sesuai toleransi
Rasional : Tirah baring lama dapat
menurunkan kemampuan. Ini dapat terjadi karena keterbatasan aktifitas yang
mengganggu periode istirahat.
c. Awasi kadar enzim hepar
Rasional : Membantu menurunkan kadar
aktifitas tepat, sebagai peningkatan prematur pada potensial resiko berulang.
Diagnosa II : Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kegagalan masukan metabolik, anoreksia, mual/ muntah
kegagalan masukan metabolik, anoreksia, mual/ muntah
Tujuan : Klien menunjukkan status nutrisi
yang adekuat.
Kriteria
hasil :
·
Nafsu makan baik.
·
Tidak ada keluhan mual/muntah.
·
Mencapai BB , mengarah kepada BB normal
Intervensi :
a. Awasi keluhan anoreksia,
mual/muntah.
Rasional : Berguna dalam
mendefinisikan derajat luasnya masalah dan pilihan intervensi yang tepat.
b. Awasi pemasukan diet/jumlah kalori.
Berikan makanan sedikit dalam frekwensi sering.
Rasional : Makan banyak sulit untuk
mengatur bila klien anoreksia. Anoreksia juga paling buruk pada siang hari,
membuat masukan makanan sulit pada sore hari.
c. Lakukan perawatan mulut sebelum
makan.
Rasional : Menghilangkan rasa tidak
enak dan meningkatkan nafsu makan
d. Timbang berat badan.
Rasional : Penurunan BB menunjukkan tidak
adekuatnya nutrisi klien
e. Berikan obat vit. B kompleks, vit c
dan tambahan diet lain sesuai indikasi.
Rasional : Memperbaiki kekurangan
dan membantu proses penyembuhan
Diagnosa III : Resiko kekurangan
volume cairan berhubungan dengan kehilangan yang berlebihan melalui muntah dan
diare.
Tujuan : Klien akan menunjukkan status
cairan adekuat.
Kriteria
hasil :
·
Tanda – tanda vital stabil :
TD
: 90/50 – 120/70 mmhg
N : 85 – 100 x/mnt
S
: 36 – 37C
P
: 15 – 25 x/mnt
·
Turgor kulit normal ( cepat kembali )
·
Intake dan output seimbang.
Intervensi
:
a. Monitor intake dan output
Rasional : Memberikan informasi
tentang penggantian /efek terapi.
b. Kaji tanda vital, nadi perifer,
pengisian kapiler , turgor kulit dan membran mukosa.
Rasional : Indikator volume
sirkulasi / perfusi
c. Berikan cairan IV (biasanya
glukosa), elektrolit.
d. Rasional : Memberikan cairan dan
penggatian elektrolit.
Diagnosa IV : Resiko infeksi berhubungan dengan
pertahanan primer tidak adekuat.
Tujuan
: Klien akan menunjukkan
tehnik melakukan perubahan pola hidup untuk menghindari infeksi ulang dan
transmisi ke orang lain.
Kriteria
hasil :
·
Memperlihatkan pengertian tentang tindakan kewaspadaan
dengan mengikuti petunjuk.
·
Mempertahankan suhu tubuh yang normal , pernapasan jelas
dengan tidak ada bukti lain terjadinya infeksi.
Intervensi :
a. Lakukan tehnik isolasi untuk infeksi
enterik dan pernapasan sesuai kebijakan rumah sakit termasuk cuci tangan
efektif.
Rasional : Mencegah transmisi virus
ke orang lain. Melalui cuci tangan efektif dalam mencegah transmisi virus.
b. Awasi / batasi pengunjung sesuai indikasi
Rasional : Klien terpajan terhadap
proses infeksi (khususnya respiratorius) dan potensial resiko komplikasi
sekunder.
c. jelaskan prosedur isolasi pada
klien/orang terdekat.
Rasional : Pemahaman alasan untuk
perlindungan diri sendiri dan orang lain.
d. Berikan antibiotik untuk agen
pencegahan.
Rasional : Pengobatan hepatitis
virus dan bacterial untuk mencegah/membatasi infeksi sekunder
DAFTAR
PUSTAKA
Betz,
Cecily L. 2002. Buku saku Keperawatan Pediatri. Edisi 3. Jakarta : EGC.
Corwin, Elizabeth.J. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta :
EGC.
Harrison. 2000. Prinsip-Prinsip Ilmu
Penyakit Dalam Edisi 3 Volume 2
Jakarta : EGC.